Hidup
dua kerajaan burung yaitu burung nuri dan burung parkit. Kedua kerajaan hidup
berdampingan dalam kerukunan sampai ketika burung parkit melanggar aturan yang
telah disepakati. Burung parkit dengan sengaja mengumpulkan makanan di wilayah
milik burung nuri. Mengetahui hal tersebut, raja burung nuri sangat murka, pada
akhirnya burung nuri memutuskan hubungan dengan burung parkit.
Di
tengah perselisihan tersebut terjalin persahabatan rahasia antara Kino dari
kerajaan nuri dengan Taro dari kerjaan parkit. Mereka telah bersahabat lama
bahkan sebelum kedua kerajaan berselisih. Suatu hari mereka merencanakan untuk
bertemu sembunyi-sembunyi di suatu gua, ada hal yang penting yang ingin dikatakan oleh
Taro. Kemudian setelah bertemu Taro bercerita kepada Kino, “ada anggota keluargaku yang sedang sakit keras”.
Taro sangat bingung karena tidak ada tanaman obat yang manjur di kerajaan
parkit. “ada tanaman bunga ajaib yang dapat menyembuhkan penyakit di hutan Kerajaan
burung Nuri”, ungkap Kino. Taro terkejut sekaligus bingung karena untuk
mendapatkannya dia harus mencari di kerajaan burung Nuri. Lalu Kino berkata, “akuakan
membantumu mencari tanaman ajaib itu”. Taro pun menjadi lebih tenang, dan
kemudian mereka masuk ke kerajaan Nuri.
Tak
lama, dengan penuh rasa was-was akhirnya mereka sampai di hutan kerajaan Nuri.
Hutan sangat gelap karena hari sudah larut malam. Kino dan Taro mulai mencari
tanaman ajaib tersebut. Mereka kesulitan mencari karena terbatasnya penglihatan
mereka di tengah malam. Kemudian Kino mencetuskan sebuah ide, “bagaimana kalau kita berpencar saja?”. Taro
menyetujuinya, dan akhirnya mereka berpisah. Beberapa lama kemudian sebelum
mereka menemukan tanaman tersebut hal yang paling ditakuti pun terjadi,
beberapa pengawal kerajaaan burung Nuri yang sedang berpatroli melihat
keberadaan Taro si parkit di hutan, Taro pun tak berdaya dan akhirnya ditangkap
para pengawal, “aku mohon jangan tangkap saya”, pinta Taro. Kino yang melihat
hal tersebut hanya bisa bersembunyi di balik pohon sambil ketakutan.
Dengan
perasaan bingung dan takut Kino pun pulang ke rumahnya. Di rumah Kino pun masih
belum tenang, dia masih terus memikirkan keadaan Taro. Sambil bolak-balik di dalam
kamar, “bagaimana cara untuk membebaskan sahabatku?”, pikir Kino. Namun, tak ada satupun ide yang
keluar dari pikirannya mengingat keadaan istana yang selalu dijaga dengan
ketat. Kino pun duduk tertunduk, tiba-tiba air mata keluar dari kedua matanya,
penuh sesal dia berkata,” seandainya aku tidak mengajak Taro ke kerajaan Nuri
pasti hal ini tidak akan terjadi”. Tidak ada cara lain bagi Kino selain menemui
sang raja Nuri di istana. Sementara itu di penjara istana Taro sangat ketakutan
kalau nantinya dia akan dihukum, namun ada satu hal lagi yang lebih ia takuti,
“bagaimana jika aku tidak berhasil membawakan obat untuk paman, ya Tuhan
berikanlah pertolonganmu”, di penjara Taro terus berdoa agar datang kejaiban.
Keesokan
harinya Kino datang ke istana. Di depan pintu gerbang terdapat banyak sekali
pengawal yang sedang berjaga. Hal tersebut hampir membuat Kino mengurungkan
niatnya. Akhirnya dengan keberanian dia bertanya, “wahai pengawal, apakah kau
mengizinkanku menemui raja?”. Kemudian pengawal masuk ke istana terlebih
dahulu, dengan perasaan cemas Kino menunggu di luar sampai pengawal kembali.
Tak lama akhirnya pengawal keluar dan berkata, “silahkan masuk”, akhirnya Kino mendapat
izin untuk menemui sang raja.
Akhirnya
Kino masuk ke dalam istana, sambil menuju ruangan raja dia berpikir, ”apa yang
harus ku katakan kepada yang mulia?”. Akhirnya Kino tiba di ruangan raja,
selayaknya rakyat jelata lainnya, Kino menunduk memberi hormat kepada raja.
Kemudian raja bertanya kepada Kino, “mengapa kau hendak menemuiku wahai
rakyatku?” . dengan segera Kino menjawab, “sebelumnya hamba minta maaf,
sebenarnya hamba bersama burung parkit yang ditangkap tadi malam di hutan”.
Raja pun terkejut, “mengapa kau bersamanya, apa kau berniat mengkhianati
kerajaan kita?!” tanya raja dengan sinis. “bukan seperti itu yang mulia, yang
sebenarnya hamba sedang membantunya mencari tanaman ajaib yang digunakan untuk
mengobati keluarga burung parkit itu yang sedang sakit keras.” Bela Kino.
Mendengar hal tersebut tiba-tiba raja terdiam, beliau teringat pada masa
lalunya. Dahulu saat beliau masih anak-anak ibu dari sang raja sakit keras,
semua anggota kerajaan putus asa karena tak jua menemukan obat yang mujarab.
Namun tak disangka kerajaan parkit
memberikan obat yang mujarab kepada kerajaan nuri. Dan akhirnya ibu dari sang
raja dapat sembuh dari penyakitnya.
Mengingat
hal tersebut raja pun tersentuh. Tak disangka beliau memerintahkan pengawal
untuk membebaskan Taro si parkit. Mendengar hal tersebut Kino merasa sangat
terkejut. “Hamba sangat berterima kasih yang mulia”. Ungkap Kino. Tak lama Taro
sudah diantar ke ruangan raja. Setelah semalaman ketakutan akhirnya Kino bisa
melihat sahabatnya lagi. Mereka berdua pun saling berpelukan. “aku tersentuh
mendengar cerita kalian berdua, di tengah perselisihan yang terjadi masih ada
persahabatan yang terjalin, oleh karena itu, aku perintahkan pengawal untuk
membantu kalian berdua mencari tanaman ajaib yang kalian inginkan”, ungkap raja.
Mendengar hal tersebut membuat mereka bukan main senangnya.
Setelah
itu mereka berdua bersama para pengawal pergi ke hutan untuk mencari tanaman
tersebut. tak lama seorang pengawal kerajaan berhasil menemukannya. Segera ia
menyerahkannya kepada Taro. Karena sisa waktu yang sedikit, Kino berkata kepada
Taro, “Pulanglah Taro, bergegaslah! karena kamu tak punya banyak waktu” , Taro
pun mengiyakan saran Kino. Sebelum pergi, Kino berkata, “terima kasih banyak
semuanya!”, Taro pun pulang ke kerajaan Parkit dan memberikan tanaman obat itu
ke keluarganya yang sakit.