Sabtu, 22 Maret 2014

Cerpen : Persahabatan Lebih Dari Emas



Hidup dua kerajaan burung yaitu burung nuri dan burung parkit. Kedua kerajaan hidup berdampingan dalam kerukunan sampai ketika burung parkit melanggar aturan yang telah disepakati. Burung parkit dengan sengaja mengumpulkan makanan di wilayah milik burung nuri. Mengetahui hal tersebut, raja burung nuri sangat murka, pada akhirnya burung nuri memutuskan hubungan dengan burung parkit.

Di tengah perselisihan tersebut terjalin persahabatan rahasia antara Kino dari kerajaan nuri dengan Taro dari kerjaan parkit. Mereka telah bersahabat lama bahkan sebelum kedua kerajaan berselisih. Suatu hari mereka merencanakan untuk bertemu sembunyi-sembunyi di suatu gua, ada  hal yang penting yang ingin dikatakan oleh Taro. Kemudian setelah bertemu Taro bercerita kepada Kino, “ada  anggota keluargaku yang sedang sakit keras”. Taro sangat bingung karena tidak ada tanaman obat yang manjur di kerajaan parkit. “ada tanaman bunga ajaib yang dapat menyembuhkan penyakit di hutan Kerajaan burung Nuri”, ungkap Kino. Taro terkejut sekaligus bingung karena untuk mendapatkannya dia harus mencari di  kerajaan burung Nuri. Lalu Kino berkata, “akuakan membantumu mencari tanaman ajaib itu”. Taro pun menjadi lebih tenang, dan kemudian mereka masuk ke kerajaan Nuri.

Tak lama, dengan penuh rasa was-was akhirnya mereka sampai di hutan kerajaan Nuri. Hutan sangat gelap karena hari sudah larut malam. Kino dan Taro mulai mencari tanaman ajaib tersebut. Mereka kesulitan mencari karena terbatasnya penglihatan mereka di tengah malam. Kemudian Kino mencetuskan sebuah ide,  “bagaimana kalau kita berpencar saja?”. Taro menyetujuinya, dan akhirnya mereka berpisah. Beberapa lama kemudian sebelum mereka menemukan tanaman tersebut hal yang paling ditakuti pun terjadi, beberapa pengawal kerajaaan burung Nuri yang sedang berpatroli melihat keberadaan Taro si parkit di hutan, Taro pun tak berdaya dan akhirnya ditangkap para pengawal, “aku mohon jangan tangkap saya”, pinta Taro. Kino yang melihat hal tersebut hanya bisa bersembunyi di balik pohon sambil ketakutan.

Dengan perasaan bingung dan takut Kino pun pulang ke rumahnya. Di rumah Kino pun masih belum tenang, dia masih terus memikirkan keadaan Taro. Sambil bolak-balik di dalam kamar, “bagaimana cara untuk membebaskan sahabatku?”,  pikir Kino. Namun, tak ada satupun ide yang keluar dari pikirannya mengingat keadaan istana yang selalu dijaga dengan ketat. Kino pun duduk tertunduk, tiba-tiba air mata keluar dari kedua matanya, penuh sesal dia berkata,” seandainya aku tidak mengajak Taro ke kerajaan Nuri pasti hal ini tidak akan terjadi”. Tidak ada cara lain bagi Kino selain menemui sang raja Nuri di istana. Sementara itu di penjara istana Taro sangat ketakutan kalau nantinya dia akan dihukum, namun ada satu hal lagi yang lebih ia takuti, “bagaimana jika aku tidak berhasil membawakan obat untuk paman, ya Tuhan berikanlah pertolonganmu”, di penjara Taro terus berdoa agar datang kejaiban.

Keesokan harinya Kino datang ke istana. Di depan pintu gerbang terdapat banyak sekali pengawal yang sedang berjaga. Hal tersebut hampir membuat Kino mengurungkan niatnya. Akhirnya dengan keberanian dia bertanya, “wahai pengawal, apakah kau mengizinkanku menemui raja?”. Kemudian pengawal masuk ke istana terlebih dahulu, dengan perasaan cemas Kino menunggu di luar sampai pengawal kembali. Tak lama akhirnya pengawal keluar dan berkata, “silahkan masuk”, akhirnya Kino mendapat izin untuk menemui sang raja.

Akhirnya Kino masuk ke dalam istana, sambil menuju ruangan raja dia berpikir, ”apa yang harus ku katakan kepada yang mulia?”. Akhirnya Kino tiba di ruangan raja, selayaknya rakyat jelata lainnya, Kino menunduk memberi hormat kepada raja. Kemudian raja bertanya kepada Kino, “mengapa kau hendak menemuiku wahai rakyatku?” . dengan segera Kino menjawab, “sebelumnya hamba minta maaf, sebenarnya hamba bersama burung parkit yang ditangkap tadi malam di hutan”. Raja pun terkejut, “mengapa kau bersamanya, apa kau berniat mengkhianati kerajaan kita?!” tanya raja dengan sinis. “bukan seperti itu yang mulia, yang sebenarnya hamba sedang membantunya mencari tanaman ajaib yang digunakan untuk mengobati keluarga burung parkit itu yang sedang sakit keras.” Bela Kino. Mendengar hal tersebut tiba-tiba raja terdiam, beliau teringat pada masa lalunya. Dahulu saat beliau masih anak-anak ibu dari sang raja sakit keras, semua anggota kerajaan putus asa karena tak jua menemukan obat yang mujarab. Namun tak disangka  kerajaan parkit memberikan obat yang mujarab kepada kerajaan nuri. Dan akhirnya ibu dari sang raja dapat sembuh dari penyakitnya.

Mengingat hal tersebut raja pun tersentuh. Tak disangka beliau memerintahkan pengawal untuk membebaskan Taro si parkit. Mendengar hal tersebut Kino merasa sangat terkejut. “Hamba sangat berterima kasih yang mulia”. Ungkap Kino. Tak lama Taro sudah diantar ke ruangan raja. Setelah semalaman ketakutan akhirnya Kino bisa melihat sahabatnya lagi. Mereka berdua pun saling berpelukan. “aku tersentuh mendengar cerita kalian berdua, di tengah perselisihan yang terjadi masih ada persahabatan yang terjalin, oleh karena itu, aku perintahkan pengawal untuk membantu kalian berdua mencari tanaman ajaib yang kalian inginkan”, ungkap raja. Mendengar hal tersebut membuat mereka bukan main senangnya.

Setelah itu mereka berdua bersama para pengawal pergi ke hutan untuk mencari tanaman tersebut. tak lama seorang pengawal kerajaan berhasil menemukannya. Segera ia menyerahkannya kepada Taro. Karena sisa waktu yang sedikit, Kino berkata kepada Taro, “Pulanglah Taro, bergegaslah! karena kamu tak punya banyak waktu” , Taro pun mengiyakan saran Kino. Sebelum pergi, Kino berkata, “terima kasih banyak semuanya!”, Taro pun pulang ke kerajaan Parkit dan memberikan tanaman obat itu ke keluarganya yang sakit.

           Tak disangka berita tentang Kino dan Taro terdengar sampai kerajaan Parkit. Mendengar kebaikan raja nuri membuat raja Parkit tersentuh. Akhirnya segera raja parkit memerintahkan pengawal untuk mengirimkan surat permohonan maaf ke kerajaaan Nuri. Beberapa hari berlalu akhirnya, akhirnya raja parkit menerima balasan surat dari raja nuri yang isinya, kerajaan nuri menerima permintaan maaf dari kerajaan parkit dan bersedia membangun hubungan baik lagi dengan kerajaan Nuri. Setelah hal tersebut kedua kerajaan hidup dalam kedamaian.

Jumat, 07 Maret 2014

PEMILU DI INDONESIA

Pemilihan Umum atau yang lebih kita kenal dengan Pemilu merupakan pesta demokrasi politik yang sudah menjadi tradisi lima tahunan bangsa indonesia. Pemilu dapat dijadikan cerminan bahwa Indonesia merupakan negara yang demokratis. Pada saat dilaksanakannya pemilu, setiap warga negara Indonesia di atas 17 tahun diberikan hak untuk memberikan suaranya untuk memilih para pemimpin negara. Para pemimpin negara inilah yang akan menentukan nasib bangsa Indonesia lima tahun mendatangnya. Oleh karena itu, melalui pemilu ini diharapkan terpilihnya para pemimpin yang kompeten, bertanggung jawab, dan menjalankan tugas sebaik-baiknya.

Pemilu pertama yang dilakukan oleh bangsa Indonesia dilaksanakan pada tahun 1955. Berbeda dengan saat ini yang memilih yang memilih presiden dan anggota legislatif, pemilu tahun 1955 bertujuan untuk memilih anggota MPR dan anggota dewan Konstituante karena bentuk pemerintahan Indonesia pada saat itu masih republik parlementer. Pemilu 1955 tidak dilanjutkan sesuai jadwal pada lima tahun berikutnya yaitu tahun 1960. Hal tersebut dikarenakan pada 5 Juli 1959, dikeluarkan dekret presiden yang membubarkan dewan kontituante dan pernyataan kembali ke UUD 45.

Pada masa orde baru, pemilu dilaksanakan pada tahun 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997. keseluruhan pemilu tersebut ditujukan untuk memilih anggota legislatif, karena presiden dan wakil presiden  ditentukan/berasal dari partai pemenang pemilu legislatif. Pada masa orde baru, partai golkar sangat superior, partai-partai lain seakan-akan hanya menjadi peramai pemilihan umum. Hal tersebut tidak lepas dari aturan saat itu yang sangat membatasi masyarakat untuk menyampaikan aspirasinya.

Pada tahun 1999 atau setelah runtuhnya masa pemerintahan orde baru, dilaksanakan pemilu berikutnya. hampir sama dengan pemilu pada masa orde baru yang hanya memilih anggota DPR, MPR, dan DPRD. Perbedaannya adalah  presiden dan wakil presiden dipilih oleh anggota MPR. Pada saat itu Abdurrahman Wahid terpilih sebagai  presiden dan posisi wakil presiden diisi oleh Megawati Soekarno Putri.

Mulai tahun 2004 hingga saat ini pemilu dilaksanakan dalam dua tahap, yaitu tahap pertama difungsikan untuk memilih anggota DPR, DPD, dan DPRD, sedangkan tahap kedua bertujuan untuk memilih presiden dan wakil presiden. Pada pemilu tersebut sudah digunakan sistem yang terbuka, sehingga masyarakat diberikan hak sebesar besarnya untuk memberikan suaranya. jumlah partai peserta pemilu yang ikut pun sangat banyak, hal itu tidak lepas dari kebebasan masyarakat untuk mendirikan organisasi politik.

Namun dengan keterbukaan sistem pemilu pada saat ini ternyata belum dapat mengahasilkan para pemimpin yang diharapkan. banyak dari para wakil rakyat ini yang terlibat berbagai kasus, contohnya tindak pidana korupsi yang sangat merugikan negara. Disamping kasus KKN yang merajalela, kasus seperti perbuatan asusila, dan masalah rumah tangga juga sering mengiringi pemberitaan para pemimpin ini. sungguh suatu sifat yang tidak mencerminkan seorang pemimpin yang amanah dan tidak patut untuk diteladani.

Kursi-kursi pemerintahan pun banyak diisi oleh orang-orang yang tidak memiliki kapasitas di bidang politik atau pemerintahan. Sering kali partai politik memasukkan nama-nama besar dari luar dunia politik menjadi anggotanya semata-mata untuk mendompleng kepopuleran partai politik di mata masyarakat. Namun tentu saja hal tersebut akan membuat kinerja para wakil rakyat tersebut tidak maksimal sehingga tidak dapat  merealisasikan tujuan nasional yaitu mensejahterakan bangsa Indonesia.

Oleh karena itu, dengan tidak lama laginya pemilihan Umum 2014 saya selaku penulis artikel ini menyarankan kepada para seluruh calon pemilih untuk bersedia memberikan suaranya dan memilih para calon wakil rakyat yang berkompeten dan memiliki kapasitas di bidang pemerintahan serta amanah dalam menjalankan tugasnya. Sehingga cita-cita bangsa Indonesia yang kita cintai ini dapat terwujud.

Credits for: