Kamis, 25 Juni 2015

Kompetensi Inti Usaha dan Strategi Bersaing Dalam Kewirausahaan

        pesatnya pertumbuhan dan perkembangan teknologi telah menciptakan pergeseran pola pikir dan gaya hidup masyarakat. termasuk dalam hal pemenuhan kebutuhan mulai dari kebuuhan primer hingga yang tersier. menanggapi perubahan tersebut, pengusaha harus cermat membaca kebutuhan serta keinginan konsumennya dengan berbagai solusi. perusahaan harus mampu menciptakan produk yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen pada waktu yang tepat, mampu monsosialisasikan keberadaan dan keunggulan produknya dibandingkan produk pesaingnya, serta mampu menarik minat masyarakat untuk membeli produknya.
        bukan hanya mengenai keunggulan produk, pengusaha juga harus mampu mengatasi keberadaan pesaing. kebanyakan pengusaha menganggap pesaing merupakan ancaman yang dapat menyaingi usahanya, membuat produknya tidak laku dan membawa ke dalam kebangkrutan. namun lebih dari itu keberadaan pesaing usaha dapat memberikan dampak yang positif, seperti memacu kita untuk menciptakan produk yang lebih inovatif sehingga perusahaan akan lebih baik ketimbang para pesaingnnya.
        para pengusaha dituntut untuk mempunyai kompetensi yang unik, mencirikan dirinya, sehingga membedakannya dari para pesaing. setelah itu, dengan kompetensi yang dimilikinya diharapkan pengusaha tersebut dapat menciptakan strategi-strategi yang jitu dalam menjalankan usahanya. ketika kompetensi dan strategi-strategi tersebut berpadu, di saat itu lah pengusaha dapat bertahan di dalam perubahan pasar yang signifikan.
A. Kompetensi Inti Usaha
Menurut teori strategi dinamis dari Porter (1991), suatu perusahaan dapat mencapai keberhasilan bila tiga kondisi dipenuhi, yaitu:
1). Tujuan perusahaan dan kebijakan fungsi-fungsi manajemen (seperti produksi dan pemasaran) harus secara kolektif memperlihatkan posisi terkuat di pasar.
2). Tujuan dan kebijakan tersebut ditumbuhkan berdasarkan kekuatan perusahaan, serta diperbaharui terus (dinamis) sesuai dengan perubahan peluang dan ancaman lingkungan eksternal.
3). Perusahaan harus memiliki dan menggali kompetensi khusus sebagai pendorong untuk menjalankan perusahaan, misalnya dengan reputasi merek dan biaya produksi yang rendah. Bila kompetensi khusus ini tidak diubah, maka tingkat keuntungan perusahaan bisa menurun.
      Oleh sebab itu, menurut Mintzberg (1990) dalam teori design school, perusahaan harus mendesain strategi perusahaan yang cocok antara peluang dan ancaman eksternal dengan kemampuan internal yang memadai dan berpedoman pada pilihan alternatif dari strategi besar (grand strategy), kemudian didukung dengan menumbuhkan kapabilitas inti yang merupakan kompetensi khusus dari pengelolaan sumber daya perusahaan.
    Gery Hamel dan C.K. Parahalad dalam karyanya Competing for The Future (1994), mengemukakan beberapa definisi kompetensi inti (core competency) sebagai berikut:
1). Kompetensi inti menggambarkan kemampuan kepemimpinan dalam serangkaian produk atau jasa.
2). Kompetensi adalah sekumpulan keterampilan dan teknologi yang dimiliki perusahaan untuk dapat bersaing.
3). Kompetensi inti adalah keterampilan yang memungkinkan perusahaan memberikan manfaat fundamental kepada pelanggan.
4). Sumber-sumber kompetensi secara kompetitif merupakan suatu keunikan bersaing dan memberikan konstribusi terhadap nilai dan biaya konsumen.
         Menurut Mahoney dan Pandian (1992), untuk menghadapi persaingan yang semakin kompleks dan krisis eksternal, perusahaan kecil dapat menggunakan teori ‘strategi berbasis sumber daya’ (resource-based strategy). Teori ini mengutamakan pengembangan kapabilitas internal yang unggul, tidak transparan, sukar ditiru oleh pesaing, memberi daya saing jangka panjang yang melebihi tuntutan pasar saat ini, dan kebal terhadap resesi.
        Menurut teori ini, perusahaan dapat meraih keuntungan melalui penggunaan sumber daya yang lebih baik, yaitu dengan:
1). Pola organisasi dan administrasi yang baik
2). Perpaduan aset fisik berwujud seperti sumber daya manusia dan alam, serta aset tidak berwujud seperti kebiasaan berfikir kreatif (Penrose, 1995) dan keterampilan manajerial.
3). Budaya perusahaan
4). Proses kerja dan penyesuaian yang cepat atas tuntutan baru.
        Baik teori strategi dinamis maupun strategi berbasis sumber daya kelihatanya sangat relevan bila diterapkan dalam pembangunan dan pengembangan perusahaan kecil di Indonesia yang dihadapkan pada persaingan bebas dan krisis ekonomi yang berkepanjangan seperti saat ini.
      Mengidentifikasikan dan mengevaluasi kemampuan atau kapabilitas. Kapabilitas diartikan sebagai apa yang dapat dilakukan oleh perusahaan melalui kerja sama tim (bukan perorangan) untuk mengembangkan berbagai sumber daya yang dimiliki perusahaan. Kapabilitas tersebut mengintegrasikan ide baru, keterampilan, dan pengetahuan lain yang menjadi kunci berpikir kreatif.
        Menyortir dan mengembangkan kapabilitas untuk diterapkan di pasar guna mencapai keuntungan tinggi secara berkesinambungan yang sulit ditiru atau disaingi. Pada tahap ini, kapabilitas harus dipelihara dalam hal:
a. Daya tahan, yaitu perlu untuk terus diperbarui atau dimodifikasi dengan mencari pengetahuan dan ide-ide baru.
b. Tidak boleh transparan, yaitu dengan mengembangkan kapabilitas yang beragam dan tidak menggantungkan salah satu sumber kapabilitas sehingga sulit diamati atau direkonstruksi oleh orang lain.
           Memformulasikan strategi pengembangan sumber daya inti dan kapabilitas seefektif mungkin pada semua kegiatan manajemen.
B. Strategi Bersaing Dalam Kewirausahaan
         Para pengusaha menggunakan proses inovasi sebagai alat pemberdayaan sumber-sumber untuk menciptakan suatu nilai barang dan jasa.
         Dalam melakukan strategi usahanya, pengusaha biasanya menggunakan strategi sebagai berikut:
1). Menyangkut pengembangan keterampilan untuk menanggapi peluang yang diciptakan oleh perusahaan yang berada di pasar pertama.
2). Perubahan karakteristik produk, pasar, atau industri yang berbasis pada inovasi. Strategi ini menciptakan inovasi dengan salah satu cara berikut:
a. Menciptakan manfaat.
b. Meningkatkan nilai inovasi.
c. Beradaptasi dengan lingkungan sosial ekonomi pelanggan.
d. Menyajikan apa yang dianggap bernilai oleh pelanggan.
Strategi bagi Pemimpin Pasar
          Apabila perusahaan telah memiliki peluang pasar yang besar seperti pada masa pertumbuhan, maka strateginya:
1). Bersikap menyerang dan agresif untuk mempertahankan pangsa pasar. Wirausaha harus siap memperbaiki strategi bersaingnya agar tetap dapat mempertahankan reputasi terbaik di mata pelanggan.
2). Bersikap bertahan dan tidak terlalu agresif. Dalam posisi ini, setiap departemen secara efektif menemukan keunggulan bersaing dan secara bertahap dapat membangun hambatan masuk ke segmen pasar yang dipilih untuk bersaing.
3). Tidak boleh ada anggapan bahwa perusahaan yang berhasil tidak memiliki tantangan. Perusahaan yang pasif mempertahankan pasarnya akan selalu mengundang pesaing untuk memasuki pasar. Kegagalan dalam mempertahankan strategi akan memperlemah perusahaan dalam menanggapi serangan dan pesaing. Bila demikian maka, pesaing akan menjadi pemimpin pasar (market leader) yang baru.
Strategi bagi Bukan Pemimpin Pasar
          Perusahaan yang memasuki tahap pertumbuhan yang memiliki posisi kuat di pasar, memiliki strategi tertentu. Akan tetapi strategi ini bukan untuk bersaing dengan market leader. Strategi ini dilakukan dengan cara:
1). Secara agresif menggunakan kompetensi terbaiknya untuk meraih peluang pasar sehingga tidak tertandingi oleh pesaing. Wirausaha harus memposisikan dirinya dalam segmen pasar kecil sebagai pemain yang paling dominan. Wirausaha membangun dan mempertahankan hubungan secara terbuka dengan para pelanggannya. Dalam hal wirausaha jarang mengabaikan peluang dan selalu memperkuat hubungan melalui pelayanan yang istimewa dan atas kebutuhan pelanggan.
2). Mengembangkan strategi sebagai follower leader. Dalam kondisi ekonomi yang baik, perusahaan yang mengikuti strategi ini bisa berhasil. Ancaman untuk strategi ini adalah jika pelanggan tidak lagi memandang perusahaan pemasok sebagai pilihan pertama. Selain itu, pasar dengan produk dan jasa sejenis (undifferentiated), bukanlah pasar yang menarik untuk persaingan.
Strategi yang Lain
          Banyak strategi yang dilakukan wirausaha pada tahap pertumbuhan, di antaranya:
1). Pertahanan bersaing. Agar tetap dapat bersaing, maka pengembangan produk dan perluasan pelayanan perusahaan harus selalu dinamis dan memposisikan perusahaan dalam keadaan kritis. Perusahaan harus selalu inovatif dan memperbaiki keberhasilannya di masa lalu atau memperbaiki produk yang pertama kali dihasilkannya, sebab jika tidak akan ditinggalkan oleh pasar.
2). Mencoba untuk produk yang menjadi “pemukul besar ”, dan tidak berkonsentrasi pada perbaikan keberhasilan produk yang sudah ada. Keberhasilan perusahaan seperti 3M (Man, Material, Market) tetap mendominasi posisi pasar melalui pengenalan produk baru secara berkesinambungan.
3). Mengambil langkah positif dan proaktif untuk menguasai manajer kunci dan ahli teknik profesional yang selalu diikutsertakan dalam pembentukan keberhasilan perusahaan. Sangatlah tidak mudah untuk menempatkan kembali kemampuan in­dividual yang cakap. Oleh sebab itu, kehilangan seseorang yang cakap dan dianggap kunci dapat menghancurkan keunggulan perusahaan dalam persaingan.
          Bentuk strategi lain berdasarkan aspek kemampuan perusahaan dalam menghadapi persaingan atau posisi kompetitif dan kemampuan bisnis, industri dalam menghasilkan laba adalah strategi pertumbuhan, stabilitas dan pengurangan. (Whellen & Hunger, 2000):
1). Strategi Integrasi
   a. Integrasi kedepan
Strategi yang dijalankan dengan mengambil alih fungsi yang semula dilakukan oleh pemasok barang dengan pertimbangan tertentu. Strategi ini banyak dijalankan karena dengan mengambil alih pemasok bahan akan terjadi efisiensi biaya. Contoh kebijakan integrasi ke depan, seperti: Grosir mengurangi jumlah pedagang perantara yang akan memasukkan barang dengan langsung dari produsen barang.
   b. Integrasi kebelakang
Strategi yang dijalankan dengan mengambil alih fungsi yang semula dilakukan oleh distributor dengan pertimbangan tertentu. Strategi ini banyak dijalankan karena dengan mengambil alih fungsi distributor akan terjadi efisiensi biaya. Contoh kebijakan integrasi ke belakang, seperti: Hotel membeli armada transportasi untuk mengurangi pelanggan memakai alat transportasi diluar hotel.
   c. Integrasi horisontal
Strategi yang dijalankan dengan memperluas kegiatan perusahaan ke dalam lokasi geografis yang berbeda atau menambah rentang produk atau jasa. Contoh kebijakan integrasi horisontal, seperti: Gramedia, Inie Pasar baru yang membuka usaha di berbagai wilayah.
            Melalui formulasi dan penerapan strategi yang efektif kinerja bisnis dapat ditingkatkan. Namun karena banyaknya berbagai macam bisnis yang berkembang, sehingga penentuan strategi sulit secara rinci untuk diuraikan, mengingat rencana tindakan yang senantiasa berubah. Namun, pada umumnya ada empat unsur utama strategi yang dapat diidentifikasi, antara lain:
* Sasaran
* Pemahaman lingkungan
* Penelitian sumber daya dan kemampuan
* Penerapan yang efektif
            Hal terpenting adalah apabila sebuah bisnis yang sedang berjalan itu memiliki sumber daya dan kemampuan yang unggul dibanding pesaing-pesaingnya, maka sepanjang bisnis itu menggunakan strategi yang mampu memanfaatkan sumber daya dan kemampuan secara efektif, maka bisnis itu akan mempunyai keunggulan bersaing. Kemungkinan memepertahankan keunggulan bersaing itu tergantung pada : tahan lama, dapat ditiru dan kelayakan. Keinginan dari pihak konsumen menentukan kebijakan strategi yang akan diambil, dimana pokok-pokok utama dari strategi ini adalah:
Komitmen akan harga yang rendah dan dengan kualitas yang tinggi
                  Bertujuan untuk menawarkan suatu kombinasi antara harga dan mutu yang mencerininkan bahwa nilai uang merupakan kriteria yang dominan bagi keputusan konsumen.
Peningkatan efisiensi biaya
                  Harga yang rendah dan nilai uang menyebabkan peningkatan efisiensi biaya pada semua bidang operasi bisnis. Pada saat seperti ini wirausahawan dituntut mampu melakukan perputaran penjualan yang tinggi dengan biaya operasional yang seminimal mungkin. Cara terbaik yang perlu dilakukan adalah : penyederhanaan operasi, memiliki falsafah manajemen organisasai yang mampu membentuk networking, menyususn rencana tindakan untuk penghematan biaya dan mengintegrasikan produksi dan distribusi dengan penjualan.

sumber referensi :
http://deboraeprb.blogspot.com/2014/12/kompetensi-inti-strategi-bersaing-dalam.html
http://yeninawatl.blogspot.com/2013/01/makalah-strategi-bersaing.html

Rabu, 24 Juni 2015

Strategi Pendanaan Usaha

           Setiap elemen perusahaan mulai dari pimpinan, manajer, tenaga kerja, hingga pemegang saham pasti menginginkan perusahaan dimana mereka bernaung tumbuh dan mencapai target atau menghasilkan keuntungan yang telah direncanakan sesuai dengan rencana kerja dan anggaran perusahaan yang telah dibuat sebelumnya.
        Untuk mencapainya, perusahaan harus memenuhi beberapa syarat, salah satunya yaitu pendanaan usaha. pendanaan usaha yang baik harus mencukupi kebutuhan dana yang cukup untuk memenuhi kebutuhan perusahaan, pendanaan tersebut juga harus bersifat kontinuitas agar kebutuhan modal kerja perusahaan selalu terjamin dan terpenuhi.
               Sebagai contoh, suatu perusahaan dalam pengembangan usaha dengan memiliki modal kerja yang cukup untuk membiayai kegiatan operasional merupakan syarat yang harus dipersiapkan sejak awal oleh perusahaan, agar kelangsungan perusahaan maupun proyek-proyek yang direncanakannya dapat berjalan lancar serta mengurangi resiko yang mungkin timbul akibat kurangnya dana untuk membiayai operasional perusahaan tersebut.
               Pendanaan ini merupakan aspek penting yang harus dipikirkan sebelum menjalankan sebuah usaha, karena dana ini diperlukan sebagai modal usaha untuk mendanai :
1. Membiayai biaya operasional.
2. Pengadaan aktiva tetap.
3. Persediaan, piutang, uang tunai (kas dan bank).
        Setiap jenis usaha, memiliki karakteristik kebutuhan pendanaan yang berbeda-beda. Perencanaan yang salah pada akhirnya akan mengarah pada cara pengelolaan yang salah pula, karena langkah awal yang diambil merupakan keputusan penting dalam memulai sebuah bisnis, akan menentukan keberhasilan pada langkah-langkah berikutnya.
kebutuhan pendanaan dapat sebuah usaha dapat dipenuhi dari sumber :
1. Internal, yaitu berasal dari setoran modal pemiliki usaha (modal saham disetor).
2. Eksternal, yaitu berasal dari pinjaman pihak ke-3. Pinjaman berasal dari supplier, investor atau bank.
               Menghitung dan merencanakan sumber pendanaan yang tepat merupakan langkah awal yang penting, yaitu menghitung berapa besar modal usaha yang dibutuhkan, kapan dana tersebut dibutuhkan, dari mana dana tersebut diperoleh dan bagaimana mengatur perputaran pendanaan yang ada agar tidak terjadi kesulitan di kemudian hari.
                   Pendanaan yang baik, tidaklah berarti  semuanya harus didanai dengan modal sendiri atau semua didanai dengan modal pihak ke-3 atau pinjaman, tetapi harus memperhatikan banyak aspek diatas, sehingga strategi pendanaan yang tepat dapat membantu usaha untuk terus mengembangkan volume usahanya, baik saat ini maupun mendatang.
                 Pendanaan yang baik juga menghitung aspek internal dan eksternal dari sebuah bisnis, yaitu : lingkungan persaingan, tingkat bunga pinjaman (eksternal), perputaran modal kerja, margin laba, peruputaran hutang dan piutang, perputaran sediaan (stok). Berapa modal kerja yang dibutuhkan oleh sebuah usaha, perlu dihitung dengan memadai, dan bagaimana menghitung serta menentukan strategi pendanaan yang tepat dalam sebuah usaha, baik bisnis baru maupun bisnis yang sudah berjalan, memerlukan suatu "rumusan" yang tepat.

Sumber referensi :