Selasa, 16 Januari 2018

Isu etika signifikan dalam dunia bisnis profesi


A. Benturan kepentingan
Perbedaan antara kepentingan ekonomis perusahaan dengan kepentingan ekonomis pribadi dari direktur, komisaris, atau pemegang saham utama perusahaan. Sebuah situasi konflik dapat timbul apabila personil mengambil tindakan atau memiliki kepentingan yang dapat menimbulkan kesulitan bagi mereka untuk melaksanakan pekerjaannnya secara obyektif dan efektif.
Berikut ini, delapan kategori situasi benturan kepentingan :
  • Hubungan lain yang signifikan dengan keinginan untuk mengambil peran di dalam aktivitas pemasok, pelanggan atau pesaing.
  • Kepentingan pribadi yang berhubungan dengan kepentingan perusahaan.
  • Hubungan bisnis atas nama perusahaan dengan personal yang masih dalam hubungan keluarga.
  • Posisi dimana karyawan dan pimpinan perusahaan mempunyai pengaruh control terhadap hasil evaluasi kinerja.
  • Penggunaan informasi rahasia perusahaan demi kepentingan pribadi.
  • Penjualan atau pembelian  perusahaan yang menguntungkan perusahaan.
  • Menerima keuntungan dari seseorang/organisasi/pihak ketiga yang berhubungan dengan perusahaan.
  • Aktivitas yang berkaitan dengan insider trading atas perusahaan yang telah go public yang merugikan pihak lain.
B. Etika dalam tempat kerja
Kewajiban moral utama seorang pegawai adalah untuk bekerja mencapai tujuan perusahaan dan menghindari kegiatan-kegiatan yang mungkin mengancam tujuan tersebut. Berikut ini beberapa praktik di dalam tempat kerja yang dilandasi dengan etika ketika berinteraksi di perusahaan :
  • Menghormati budaya kerja perusahaan
  • Menghormati senior
  • Menghormati privacy orang lain
  • Menghormati cara pandang orang lain
  • Tangani beban kerja tanpa melimpahkan kepada orang lain
  • Bersikap sopan pada semua orang di kantor
  • Tidak semena-mena menggunakan fasilitas kantor
C. Aktivitas bisnis internasional masalah budaya
Pemimpin memiliki peranan penting dalam membentuk budaya perusahaan. Pemimpin memberikan contoh lalu menularkannya dan akhirnya menjadi panutan di dalam perusahaan. Budaya perusahaan memberi kontribusi yang signifikan terhadap pembentukan perilaku etis, karena budaya perusahaan merupakan seperangkat nilai dan norma yang membimbing tindakan karyawan.

D. Akuntabilitas sosial
Proses keterlibatan yang konstruktif antara masyarakat luas dengan perusahaan dalam memeriksa pelaku dan kinerjanya. Tujuan akuntabilitas sosial, antara lain :
  • Mengukur dan mengungkapkan dengan tepat seluruh biaya dan manfaat bagi masyarakat yang ditimbulkan oleh aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan produksi suatu perusahaan.
  • Mengukur dan melaporkan pengaruh kegiatan perusahaan terhadap lingkungannya.
  • Menginternalisir biaya sosial dan manfaat sosial agar dapat menentukan suatu hasil yang lebih relevan dan sempurna yang merupakan keuntungan sosial suatu perusahaan.
E. Manajemen Krisis
Respon awal perusahaan terhadap sebuah kejadian yang dapat merubah jalannya operasi bisnis yang telah berjalan normal sehingga menyebabkan perusahaan mengalami kesulitan untuk mengoptimalkan fungsi-fungsi yang ada. Segala bentuk kejadian buruk dan krisis membutuhkan penanganan yang segera dari pihak manajemen. Pendekatan yang dikelola dengan baik sebagai respon terhadap kejadian itu terbukti secara signifikan sangat membantu meyakinkan para pekerja, pelanggan, mitra, investor, dan masyarakat luas akan kemampuan organisasi melewati masa krisis.
Tindakan manajemen resiko dapat diterapkan untuk menghadapi hal-hal berikut :
  • Situasi darurat
  • Skenario untuk pemulihan dari bencana
  • Skenario untuk pemulihan bisnis
  • Strategi untuk memulai bisnis kembali
  • Menyusun rencana-rencana kemungkinan
  • Manajemen krisis
Sumber referensi :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar